Jumat, 18 November 2016

Puisi Tema Putus Asa



Terhenti

Aku yang tersakiti olehnya
Peluh menetes bercucur air mata
Tak terhitung jauhnya mendayung
Tak ku capai juga peluknya

Berlarilah saja hingga melintas samudra
Biar semakin ada jarak diantara kita
Biar susah ku tuk menggenggam

Kini terhenti juga bahtera
Yang nyata telah terlihat
Jiwaku telah tersadar
Aku lelah mengejarnya

Perubahan



Yang Telah Berubah

Aku bukan aku sebelum dia ada
Bak sampah aku mengotori lahan
Bodoh! Pengangguran! Miskin! Pecundang !
Iya, itu aku!
Bodohnya aku diasingkan
Dianiaya adalah hidupku
Buang saja aku jauh darimu!
Buanglah! Aku tak apa

Anehnya, 
Tanpa jijik ia mengangkatku
Kupikir aku akan dibuang
Namun tak ada pembuangan
Bak mutiara dipolesnya aku
Hingga aku asing dengan aku yang dulu
Buku dan ilmu kini hidupku
Telah diubahnya aku
Hingga aku berpikir untuk merubah
Merubah yang lain untuk maju

KEBIMBANGAN



Tertinggal dalam Gelap

Hutan ini gelap sangat gelap berliku
Takut teriakku ditengahnya
Berlari aku dengan takutnya
Bak awan hitam siap melahapku dari belakang
Berlariku terus berlari ke bukit
Namun kakiku terpaku terkikis kegelapan
Ragaku lemas tergerogoti awan
Tak berdayaku dan kusadari kejamnya dunia

Kulihat dia diujung bukit
Tanganku berusaha menggapainya
Harapku luar biasa untuk bersamanya
Kaki yang lemas ku kuatkan berayun ke depan
Berat! Perih! Kurasakan
Namun wajahnya telah membelakangiku
Tak berdayaku
Hingga awan hitam telah melahapku
Haruskah aku kembali berlari?
Ataukah  lebih baik aku habis bersama kegelapan?

Sleman, Agustus 2016 

Puisi Tema Cinta



Keabadian Cinta



Sekali ku jatuh cinta Ia berpaling
Kedua ku jatuh cinta  Ia berlari
Tak terhitung cinta yang terbuang
Tak kan tandus walau tak disiram

Sendiri ku setia
Bahkan hingga waktu penghabisan
Biar raga ini merapuh dan hilang
Hingga bertumbuh dalam keabadian
Yang diselimuti getaran cinta untuknya


Sleman, 25 Juli 2016

Puisi Tema Bahasa


Bahasa Sang Sepi


Riuhnya begitu ramai
Aku di tengahnya tapi terasa sendiri
Gelagak tawa menyambar hingga sudut ruang
Namun ku terpaku dalam sepi

Sepi oh sepi
Orang mengumbar cerita dengan berbagai bahasa
Namun apa daya ku tak mengerti
Mereka berbicara dihadapanku tapi tak menyapaku
Mereka tertawa di sebelahku tapi tak tersenyum padaku

Lorong ke lorong ku telusuri
Ku coba membendung air yang tak tertandingi
Mengapa sepi bisa terjadi?
Bila berduyun-duyun orang berlari-lari
Bila gerombolan anjing menggonggong berkali-kali
Kenapa ku rasa sepi?

Apakah tak ada bahasa yang dapat menyatukan lagi?
Tak adakah secercah bahasa untuk jiwa ini?
Setidaknya agar tak ada sepi di tengah ramainya bumi


Sleman, 3 Agustus 2016